Seluruh kegiatan perusahaan hampir dapat dipastikan mengandung risiko. Risiko ini harus ditangani agar tidak menimbulkan kerugian yang fatal. Untuk menangani risiko tersebut dapat dilakukan dengan manajemen risiko. Berikut adalah pembahasan tentang manajemen risiko dalam laporan keberlanjutan.
Menurut Smith: 1990, manajemen risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari suatu risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari suatu perusahaan atau proyek yang bisa menimbulkan kerusakan atau kerugian dalam perusahaan tersebut. Manajemen risiko adalah suatu cara untuk mengorganisir suatu risiko yang nantinya akan dihadapi baik itu sudah diketahui ataupun yang belum diketahui, juga yang tak terpikirkan dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif dari risiko, dan menampung baik sebagian atau semua konsekuensi risiko.
Manajemen risiko juga dapat disebut suatu pendekatan terstruktur untuk mengelola suatu ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Oleh sebab itu, melalui manajemen risiko, diharapkan ketidakpastian yang menimbulkan kerugian dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk keberlangsungan kegiatan di bidangnya. Untuk itu, penting mencantumkan perihal manajemen risiko dalam laporan keberlanjutan (sustainability report).
Berikut pembahasan selengkapnya:
Manfaat Manajemen Risiko Dalam Laporan Keberlanjutan
Tidak hanya laporan tahunan, saat ini sudah banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pembuatan laporan keberlanjutan (sustainability report). Dalam pembuatannya, terdapat satu elemen penting yaitu manajemen risiko. Manfaat manajemen risiko dalam laporan keberlanjutan adalah:
1. Manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko di antaranya (Mok et al., 1996)
– Berguna dalam mengambil keputusan untuk menangani masalah-masalah yang sukar.
– Memudahkan dalam estimasi biaya.
– Memberikan pendapat dan juga intuisi dalam pengambilan keputusan yang dihasilkan dengan cara yang benar.
– Memungkinkan untuk para pembuat keputusan dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian pada keadaan yang nyata.
– Memungkinkan untuk para pembuat keputusan dalam memutuskan berapa banyak informasi dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah.
– Meningkatkan pendekatan yang sistematis dan masuk akal untuk membuat suatu keputusan.
– Menyediakan suatu pedoman untuk membantu perumusan masalah.
– Memungkinkan analisis yang cermat dari suatu pilihan-pilihan alternatif.
2. Menurut Darmawi, (2005, p. 11), manfaat dari manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan bisa dibagi dalam lima kategori utama di antaranya:
– Manajemen risiko kemungkinan dapat mencegah perusahaan dari suatu kegagalan.
– Manajemen risiko dapat menunjang secara langsung peningkatan dari laba.
– Manajemen risiko bisa memberikan laba secara tidak langsung.
– Adanya ketenangan pikiran bagi para manajer disebabkan adanya suatu perlindungan terhadap risiko murni, adalah harta non material untuk perusahaan tersebut.
– Manajemen risiko dapat melindungi sutau perusahaan dari risiko murni, dan karena pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang mempunyai perlindungan, secara tidak langsung dapat meningkatkan citra publik (public image).
3. Manfaat manajemen risiko dalam laporan keberlanjutan suatu perusahaan sangat jelas, secara implisit terkandung didalamnya satu ataupun lebih sasaran yang nantinya dicapai manajemen risiko diantaranya sebagai berikut (Darmawi, 2005, p. 13).
– Survival
– Kedamaian dari pikiran
– Memperkecil biaya
– Menstabilkan suatu pendapatan perusahaan
– Memperkecil ataupun meniadakan gangguan operasi dari perusahaan
– Melanjutkan pertumbuhan dari perusahaan
– Merumuskan tanggung jawab social suatu perusahaan terhadap karyawan dan juga masyarakat.
Manajemen risiko dalam laporan keberlanjutan lekat pada peran badan tata kelola tertinggi. Pengungkapan standar ini menjelaskan apakah badan tata kelola tertinggi bertanggung jawab terhadap proses manajemen risiko dan keefektifannya secara keseluruhan. Pertimbangan-pertimbangan dari badan tata kelola tertinggi dan eksekutif senior terkait dengan elemen-elemen risiko untuk jangka yang lebih panjang dan cakupan yang lebih luas, serta pengintegrasiannya ke dalam perencanaan strategi, merupakan pengungkapan penting dalam tata kelola.
Pada penyusunan manajemen risiko dalam laporan keberlanjutan, perusahaan dapat mengawalinya dari komitmen dan konsistensi perusahaan yang telah menerapkan sistem manajemen risiko yang komprehensif di seluruh aspek bisnisnya. Manajemen risiko ini berguna untuk mengidentifikasi, menganalisis, serta menerapkan strategi mitigasi risiko yang tepat, dengan tujuan mencegah atau meminimalisir dampak negatif yang timbul dari setiap risiko yang
dihadapi perusahaan. Implementasi manajemen risiko perusahaan mengacu pada Pedoman Good Corporate Governance (GCG) perusahaan dan regulasi atau payung hukum terkait.
Perusahaan juga bisa memasukkan informasi bila memiliki semacam “Pedoman Penerapan Manajemen Risiko” yang menjadi acuan wajib seluruh sumber daya manusia (SDM) perusahaan. Selain mengacu pada pedoman internal dan regulasi yang berlaku di Indonesia, perusahaan juga senantiasa menyesuaikan diri dengan praktik best practice di tingkat internasional (praktik Enterprise Risk Management/ERM).
Tahapan Dalam Menerapkan Manajemen Risiko
Selanjutnya, perusahaan dapat mencantumkan tahapan-tahapan dalam menerapkan manajemen risiko, seperti di bawah ini.
1. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dilakukan dalam bentuk penyediaan pelaporan tentang daftar risiko, daftar risiko strategis, laporan khusus tentang rencana tindakan serta laporan tentang rencana tindak lanjut. Laporan kegiatan manajemen risiko tersebut selanjutnya disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Komite Audit. Khusus konsultasi manajemen risiko, kegiatan ini ditujukan guna membantu unit-unit perusahaan sebagai pemilik risiko dalam mengidentifikasi dan melakukan penilaian risiko. Konsultasi dilakukan dalam bentuk rapat tiap semester maupun rapat koordinasi internal tahunan yang dipimpin Dewan Direksi.
2. Penentuan Konteks Risiko
Tahap penentuan konteks risiko adalah untuk menganalisis faktor risiko. Konteks risiko dapat bersifat strategis dengan karakteristik dampak panjang. Dampak panjang ini berpengaruh pada kelangsungan usaha perusahaan maupun bersifat operasional.
3. Penilaian Risiko
Penilaian risiko dapat dilakukan meggunakan hasil penilaian mandiri dari penilai internal yang independen atau menggunakan jasa konsultan. Penilaian risiko dilakukan dengan mempertimbangkan usulan dari manajemen atau tim manajemen risiko setelah berkonsultasi dengan fungsi perencanaan, fungsi anggaran, dan pemilik risiko.
4. Perlakuan Risiko
Perlakuan risiko meliputi penerimaan risiko dengan mitigasi kemungkinan dan dampaknya melalui rencana pengendalian, penerimaan risiko dengan cara memindahkan rencana pengendalian kepada pihak ketiga.
5. Pemantauan dan Kaji ulang
Dalam tahapan ini, Internal Audit melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan manajemen risiko untuk memastikan proses manajemen risiko perusahaan senantiasa terjamin keberlanjutannya dan berjalan efektif.
Setelah membahas manfaat manajemen risiko dalam laporan berkelanjutan diatas, sekarang saatnya membuat laporan berkelanjutan dengan menyewa jasa pembuatan sustainability report dengan Sooca Design. Hadir sebagai agensi kreatif yang handal dan profesional membuat laporan berkelanjutan, laporan berkelanjutan BPR dan pedoman GCG perusahaan. Jika ingin melihat portofolio kami terlebih dahulu klik disini atau jika ingin langsung mendapatkan penawarannya hubungi tim marketing kami disini.
Related post: Perlukan Profil Perusahaan Dicantumkan Dalam Laporan Keberlanjutan?
Sumber:
Pedoman Laporan Keberlanjutan Perusahaan GRI4
Laporan Keberlanjutan Ancol 2019