Kesadaran akan faktor Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) dalam menjalankan perusahaan terus meningkat di Indonesia. Ketidaksetaraan yang semakin meningkat, kebutuhan akan keadilan sosial, persyaratan transparansi yang lebih baik, dan kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di sekitar kita semuanya mengarah pada seruan untuk bertindak aktif dalam investasi perusahaan yang memberikan perhatian khusus pada masalah lingkungan, sosial dan tata kelola. Lantas bagaimana ESG meningkatkan portfolio perusahaan?
Saat ini sangat diperlukan analisa yang mempelajari kerangka kerja ESG perusahaan dan mengukur peluang pertumbuhan dan risiko yang dihadapi, yang biasanya bukan bagian dari pelaporan keuangan reguler. Beriringan dengan hal itu, sudah semakin banyak perusahaan yang memasukkan ESG dalam laporan tahunan mereka, bahkan hingga mengembangkan ESG mandiri atau laporan keberlanjutan.
ESG Meningkatkan Portfolio Perusahaan
ESG pertama kali muncul dalam laporan United Nations Global Compact yang dikeluarkan pada tahun 2005. Laporan tersebut menetapkan perlunya mengintegrasikan faktor-faktor ESG ke dalam pasar modal untuk menguntungkan perusahaan dan investor. Sejak itu, ESG tidak lagi dianggap sebagai konsep khusus. Sebagai investor, menggunakan kriteria ESG dapat membantu menentukan kinerja keuangan masa depan suatu perusahaan.
Biasanya, bisnis mendapat untung dari kenaikan ekonomi, konsumsi yang lebih tinggi, dan globalisasi. Faktor-faktor ini selalu mendukung dan memperkuat peran bisnis sebagai penyedia produk, layanan, karir, dan infrastruktur. Namun belakangan ini, kontribusi perusahaan terhadap masalah keberlanjutan yang kritis seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, hak asasi manusia, dan inklusi juga meningkat.
Masa depan lingkungan telah menjadi prioritas di antara masyarakat, pemerintah, dan sektor ekonomi. Isu-isu seperti perubahan iklim, emisi karbon dan deforestasi dinilai merugikan. Untuk mengatasi masalah ini, ada kebutuhan mendesak untuk menghasilkan perubahan sosial, aksi politik dan dukungan peningkatan keuangan. Untuk memaksimalkan agenda ESG, pemerintah telah mendorong perusahaan ke arah transparansi pelaporan yang lebih baik.
Melalui pelaporan perusahaan, seseorang dapat mengidentifikasi dan mengukur kinerja perusahaan. Dengan cara yang sama, seseorang dapat menggunakan laporan ESG untuk membuat keputusan yang tepat. Untuk itu, perusahaan dan investor wajib mengetahui 12 Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan sesuai Pedoman Teknis POJK No. 51/ 2017 berikut ini:
- Energi Terbarukan
- Efisiensi Energi
- Pencegahan dan Pengendalian Polusi
- Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati dan Penggunaan Lahan yang Berkelanjutan
- Konservasi Keanekaragaman Hayati Darat dan Air
- Transportasi Ramah Lingkungan
- Pengelolaan Air dan Air Limbah yang Berkelanjutan
- Adaptasi Perubahan Iklim
- Produk yang Dapat Mengurangi Penggunaan Sumber Daya dan Menghasilkan Lebih Sedikit Polusi (Eco-efficient)
- Bangunan Berwawasan Lingkungan yang Memenuhi Standar atau Sertifikasi yang Diakui Secara Nasional, Regional, atau Internasional
- Kegiatan Usaha dan/atau Kegiatan Lain dari Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan Lainnya
- Kegiatan Usaha dan/atau Kegiatan Lain dari Kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
ESG Investing
ESG Investing adalah salah satu strategi investasi pada perusahaan berbasis ESG untuk menghasilkan keuntungan sekaligus berperan dalam pembangunan keberlanjutan. Strategi ESG berkelanjutan telah terbukti dapat memberikan hasil yang baik bagi banyak pihak. Pelaporan ESG juga mengungkapkan bagaimana uang yang diinvestasikan dalam bisnis berkelanjutan menawarkan risiko pasar yang lebih rendah.
Berinvestasi dalam ESG yang ditawarkan oleh pengelola uang ritel atau perusahaan asuransi jiwa dapat memberi kesempatan untuk mencari keuntungan yang baik serta menghasilkan dampak lingkungan dan sosial yang positif. Hal itu disebabkan karena dana itu terpakai pada investasi di perusahaan yang melakukan upaya untuk melindungi lingkungan dan memiliki standar tata kelola yang tinggi.
Sebagian besar pengelola keuangan saat ini memiliki “Kerangka Investasi Bertanggung Jawab” yang dipaparkan dengan jelas. Kerangka kerja tersebut menentukan bagaimana mereka memilih untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki praktik ESG yang lebih baik dengan fokus pada tata kelola, yang kemudian dipantau melalui kebijakan tata guna mereka.
Dengan lebih banyak tawaran dana ESG sebagai opsi investasi kepada investor, perusahaan pada akhirnya akan terkena dampak langsung. Penerapan ESG pada perusahaan tidak hanya meningkatkan relevansi-nya sebagai pilihan investasi tetapi juga memungkinkan perusahaan memberikan dampak positif untuk perbaikan masyarakat.
Portfolio dan Pembuatan Laporan Keberlanjutan
Apa itu portfolio? Portfolio di sini merujuk pada segala dokumentasi baik administrasi maupun pelaporan perusahaan yang berfungsi sebagai bahan pertimbangan, evaluasi, parameter, dan indikator dari suatu aspek penilaian.
Jika Anda seorang investor yang menghargai prinsip-prinsip ESG, inilah saatnya untuk merangkul investasi yang bertanggung jawab. Investasi ESG dapat menjadi cara terbaik untuk melengkapi portofolio Anda dan perusahaan dengan dana yang mencerminkan standar dan etika ESG sambil memberikan profit yang menguntungkan.
Soocadesign menyediakan jasa pembuatan laporan keberlanjutan sebagai salah satu portfolio bagi perusahaan Anda. Soocadesign memberikan pilihan pengerjaan dengan desain yang sederhana dan informatif, serta grafis yang menarik dan efektif untuk memaksimalkan informasi yang tertera di dalam laporan keberlanjutan perusahaan.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut perihal penawaran jasa pembuatan laporan keberlanjutan?
Kunjungi soocadesign sekarang juga!