Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) adalah konsep baru dan yang didorong pelaksanaannya oleh Otoritas Jasa Keuangan(OJK) melalui Peraturan OJK nomor 51 tahun 2017. Lalu apa tujuan penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi perusahaan?
Konsep Keuangan Berkelanjutan memiliki tujuan besar yaitu mewujudkan perekonomian nasional yang tumbuh secara stabil, inklusif, dan berkelanjutan dengan tujuan akhir memberikan kesejahteraan ekonomi dan sosial kepada seluruh rakyat, serta melindungi dan mengelola Lingkungan Hidup secara bijaksana di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan itu maka proses pembangunan ekonomi harus mengedepankan keselarasan aspek ekonomi, sosial, dan Lingkungan Hidup. Dengan prinsip itulah OJK menyusun POJK tersebut.
Tapi agar dapat diterima dan dilaksanakan secara optimal, perusahaan yang wajib mematuhi peraturan tersebut perlu memahami tujuan penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi kepentingan perusahaan.
Tujuan Penerapan Keuangan Berkelanjutan
Tujuan #1: Tersedianya Sumber Dana untuk Pembangunan Berkelanjutan
Kesadaran yang makin meningkat di seluruh dunia untuk pembangunan berkelanjutan menciptakan dunia bisnis yang baru, yaitu dunia bisnis hijau di mana prinsip-prinsip keberlanjutan diterapkan. Di dunia ini, semua pelakunya memberikan prioritas akses bisnis dan kerjasama hanya kepada pelaku bisnis yang memiliki visi sama, yaitu keberlanjutan.
Dengan gambaran tersebut maka salah satu tujuan penerapan Keuangan Berkelanjutan yang dilakukan perusahaan adalah untuk menembus sumber dana dari dunia yang baru ini. Dengan turut menerapkan Keuangan Berkelanjutan, perusahaan mendapatkan akses yang lebih luas terhadap sumber dana yang dibutuhkan untuk pembangunan, khususnya pembangunan berkelanjutan. Dan dana itu cukup besar, sehingga manfaat yang dirasa perusahaan akan lebih besar daripada upaya yang dikerahkan untuk mulai menerapkan Keuangan Berkelanjutan.
Beberapa akses pembiayaan yang lebih mudah dan lebih rendah biayanya dapat ditemukan di beberapa negara yang sudah lebih dulu menerapkan Keuangan Berkelanjutan. Di Eropa ada diskon bunga 1% bagi Kredit Pemilikan Rumah yang bangunannya mematuhi kriteria ramah lingkungan. Masih di Eropa ada kartu kredit yang dapat dibayar dengan pengurangan emisi karbon. Di Amerika, ada dana khusus dari deposito untuk pengembangan praktek agrikultural yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan.
Tujuan #2: Peningkatan Daya Tahan dan Daya Saing Perusahaan
Menerapkan Keuangan Berkelanjutan artinya memiliki tata kelola yang baik. Tata kelola perusahaan sudah merupakan konsep yang lebih lama dan lebih dikenal dibandingkan Keuangan Berkelanjutan. Menerapkan Keuangan Berkelanjutan juga berarti mempraktekkan tata kelola perusahaan yang baik.
Tata Kelola yang baik meningkatkan daya tahan dan daya saing perusahaan dengan cara mengembangkan pengawasan terhadap risiko di seluruh organisasi. Langkah ini akan menurunkan risiko secara signifikan karena ditangani sebelum memiliki dampak yang besar.
Muh. Effendi (2009) dalam bukunya The Power of Good Corporate Governance, pengertian GCG adalah suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang.
Ini sesuai dengan salah satu dari 8 (delapan) prinsip Keuangan Berkelanjutan yaitu prinsip tata kelola. OJK menjelaskan prinsip ini sebagai berikut: Penegakan tata kelola bagi bank diterapkan melalui manajemen dan operasi bisnis yang mencakup, antara lain transparansi, akuntabel, bertanggung jawab, independen, profesional, setara dan wajar. Jelas bahwa kelima prinsip tata kelola di dalam Keuangan Berkelanjutan adalah sama dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
Tujuan #3: Mengurangi Kesenjangan Sosial Dan Mencegah Kerusakan Lingkungan Hidup
Tujuan penerapan Keuangan Berkelanjutan secara umum adalah mengurangi kesenjangan sosial, mengurangi dan mencegah kerusakan Lingkungan Hidup, menjaga keanekaragaman hayati, dan mendorong efisiensi pemanfaatan energi dan sumber daya alam.
Bagaimana tujuan ini dapat diterjemahkan ke dalam tujuan perusahaan sendiri? Pernyataan komitmen dari merek internasional di bawah ini mungkin akan dapat memberikan inspirasi bagaimana tujuan umum itu dapat berguna dalam skala perusahaan.
Unilever: Tujuan kami adalah menciptakan ruang bersama yang berkelanjutan. Caranya adalah dengan mendorong kepercayaan diri, kesehatan dan kesejahteraan manusia, meningkatkan kesehatan planet, berkontribusi lebih banyak bagi dunia yang setara dan inklusif.
Komitmen ini telah menciptakan produk-produk yang berbeda atau mengubah dunia secara berbeda. Contoh Dove yang meningkatkan kepercayaan diri semua wanita di seluruh dunia. Iklannya dibuat untuk menunjukkan bahwa semua wanita itu cantik tak terkecuali, namun berbeda. Bagaimana perempuan melihat produk Dove dibandingkan merek lainnya?
Tujuan #4: Mengembangkan Produk Dan/Atau Jasa Keuangan Hijau
Ada banyak produk dan jasa keuangan yang sesuai kriteria keberlanjutan. OJK telah mengkaji pengembangan obligasi hijau (Green Bonds) atau kadang disebut obligasi keberlanjutan (sustainability bonds) di Indonesia. Sudah ada beberapa perusahaan yang menerbitkan obligasi hijau ini. Bahkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah menerbitkan Global Sustainability Bonds.
Selain itu begitu banyak produk dan jasa keuangan yang bisa diciptakan. Sebut saja blended finance, KPR Hijau, Kredit Pemilikan Kendaraan Hijau, Green Credit Card dan sebagainya.
Baca juga: Strategis! Inilah Langkah – Langkah Implementasi Program Keuangan Berkelanjutan
Sooca Design memiliki banyak artikel yang berkaitan dengan Keuangan Berkelanjutan dan artikel lainnya yang memberikan informasi dalam menjalankan perusahaan Anda. Sooca Design juga menyediakan jasa pembuatan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report). Hubungi kami di sini.
Kunjungi juga akun instagram kami di @soocadesign